Tuesday, April 26, 2005

Nasib Sinetronku

Gw jarang banget liat tipi. Ya selain males, nggak ada waktu aja. Paling yang diliat acara berita, atau kalo gak MTV dan acara musik lainnya.

Gw paling anti sama yang namanya sinetron. Ya, kadang-kadang ngelihat juga sih. Tapi, bukan ceritanya. Pemain2nya yang cakep-cakep. Ex : Nia Ramadhani (kecil2 cabe rawit, hot! huhu), Lyra Virna (damn, so sexy), ato Dhini Aminarti (ehm, cerminan ce idaman gw : rambut lurus, putih, manis). Huhu.

Selain itu, ya numpang lewat ajah. Aktingnya? Boro2. Kadang gw sampe bingung ngelihat sinetron kita. Emang sinetron2 itu ada yg nonton gitu? Lha wong ceritanya uaneh dan gak masuk akal, aktingnya super biasa (nangis aja pake tetes mata), yang main juga itu-itu lagi.

Kalau gw lihat2, sinetron kita itu punya beberapa ciri.
Satu, hampir selalu ceritanya gak masuk akal. Ini, pernah gw tanyain ke Manoj Punjabi, anak Raam Punjabi sekaligus bos MD Entertainment (salah satu PH yang paling getol memproduksi sinetron gak masuk akal).

Trus, apa jawaban dia? “Ya karena semakin nggak masuk akal ceritanya, ternyata masyarakat Indonesia semakin suka!”. Damn. What can I say more? Semakin bagus rating, samakin banyak pemasang iklan. Yah, kalo dah berhubungan ma duit susah lah.

Oke lanjut. Yang kedua, ceritanya selalu meniru, adaptasi, saduran, ngopi dikit2. Entah itu dari film luar negeri, buku, novel, komik, dst..dst. Gw juga sempat nanyain juga ke Manoj. Jawabannya? “Ah, nggak seluruhnya sama kok. Ini kita buat versi Indonesianya, jadi ada banyak kebudayaan Indonesia disana. Ceritanya juga lain banget,”. Huh, dasar tukang ngeles!

Yang ketiga, sinetron Indonesia itu suka skali dengan euphoria. Kalau ada satu sinetron tiba-tiba sukses dengan gebrakannya, yang lain pun mengekor tanpa rasa malu, dan dengan hasil yang sama percis, cis, cis. Contohnya Rahasia Ilahi, sekarang ada Adzab Ilahi, Kuasa Ilahi, dan beberapa judul lainnya.

Yang terakhir, gejala lama. Begitu suatu sinetron sukses, maka dibuatkan lah kepanjangannya. Dengan bintang yang berbeda, dan cerita yang makin mengada-ada. Misalnya tersandung 1, tersandung 2, tersandung 3, dst…dst..

Gw sendiri juga heran, kenapa orang kita ini begitu suka dibuai mimpi, dibawa ke khayalan2 semu. Apa karena kondisi negara kita yang miskin ya?

Oke, pernah suatu hari gw makan di sebuah warung, di Jakarta. Pemilik warungnya itu orang jawa. Kayaknya sih Jawa Tengah. Ibu-ibu, usia sekitar 40-an tahun, rambut disasak.

Di warungnya ada tipi, dan sedang nayangin sinetron komedi gitu. Karena waktu itu duduk gw menghadap ke tipi, mau nggak mau gw pun ikut ngelihat, sambil asyik makan. Kalau gak salah, bintangnya Meriam Belina, Ira istrinya Katon Bagaskara, dsb dsb.

Sambil makan, dalam hati gw ngedumel. “Damn, what a piece of crap!”. Dialognya gak jelas, ceritanya uaneh, dst2. Disela-sela gw ngedumel itu, eh tiba2 gw mendengarkan orang tertawa. What the…, siapa sih yg ketawa ngelihat banyolan supergaring dan gak mikir itu?

Ketika gw menoleh…yep, bener banget, si ibu2 asik ketawa sembari tangannya terus mengupas bawang. Kayaknya dia asik banget gitu. Sesekali ia memanggil anak ceweknya yang lagi melayani pembeli, untuk ikut ngelihat.

Well, what can I say, ternyata memang ada juga orang yang nonton acara gitu. Gw sendiri gak tau, apa dia ketawa karena udah ngikutin tuh sinetron dari awal, atau hanya melihat gesture (bahasa tubuh) dari bintang2nya.

No comments: