Monday, November 14, 2005

King Kong



Kemarin lihat trailernya film terbaru Peter Jackson ini di TV7. It was great. Karena remake, ceritanya persis versi aslinya (dirilis tahun 1933), dengan sedikit twist (pertarungan King Kong dengan T-Rex yang paling gw tunggu).

King Kong disebut-sebut sebagai film berbiaya termahal, mencapai lebih dari $200 juta atau sekitar Rp 2 triliun. Mungkin “orang gila” yang nekad bikin film dengan biaya superbesar itu Cuma Jackson.

Dan sekali lagi, Jackson membuat durasinya superpanjang (mencapai tiga jam), seperti trilogy Lord of the Rings. Ini bakal menjadi film yang paling ditunggu setelah film Harry Potter And the Goblet of Fire.

King Kong mulai tayang diseluruh dunia pada pada 14 Desember nanti. Diperkuat dengan bintang-bintang besar : pentolan Tenacious D, Jack Black. Pemenang aktor terbaik Oscar Adrien Brody (The Pianis), dan Naomi Watts.

Konon si Gollum Andy Serkis juga berperan secara tidak langsung. Kali ini ia tidak mengisi suara. Melainkan gerakan-gerakan sang gorilla. Dalam istilah animasi, istilah ini disebut Mocap (Motion capture).

Sayangnya, versi game PS2-nya sangat lame. Gw nggak jadi beli setelah mencoba di toko PS langganan. Grafisnya lumayan, tapi gamenya 1st person yang gak gw suka. Lagipula, memainkan gamenya sama saja jadi spoiler kan? so, pilihan jatuh ke Soul Calibur 3 yang sangat keren dan Resident Evil 4.



Naomi Watts kelihatan sexy disini



Kongs v Rex, pertempuran yang paling ditunggu

How Apple Does It




How Apple Does It, begitulah judul utama majalah Time edisi Oktober. Kovernya menampilkan CEO Apple Computer Steve Jobs memegang iPod Video, dengan sebuah iMac bertuliskan What’s Next dibawahnya.

Cover story Time bulan lalu memang menyoroti Apple sebagai perusahaan paling inovatif, dengan strategi yang disebut “menyalahi” pasar. Sebuah artikel yang sangat bagus dan catchy. Membuat kita --terutama gw sebagai wannabe-fans Apple-- tersenyum simpul.

Kalau dicermati, Apple memang perusahaan yang “ganjil”. Bila perusahaan high-tech berfokus pada satu atau dua sektor saja, Apple nyaris membabat semuanya. Ia membuat hardwarenya sendiri (iBook dan iMac).

Kemudian ada sistem operasi (Mac OS X) dan software yang hanya bisa digunakan secara esklusif oleh sistem operasi itu (iTunes, iMovie). Belum cukup? Masih ada gadget yang terhubung secara tidak langsung dengan Mac (iPod), serta fasilitas online untuk mendownload lagu (iTunes Music Store). Luar biasa bukan?

Langkah ini kebalikan dengan yang dilakukan Bill Gates dengan Microsoft-nya. Gates lebih memfokuskan diri dengan sistem operasi, dan tidak mengkuatirkan masalah hardwarenya. Windows bebas digunakan siapapun yang mampu membeli lisensinya.

Yang bikin gw heran lagi, seorang Steve Jobs –salah satu inovator teknologi terhebat saat ini- bukanlah seorang engineer ataupun programmer. Bahkan, ia tak memiliki gelar kesarjanaan (dia drop out dari kampus setelah satu semester). Kunci suksesnya adalah memiliki kepekaan terhadap desain, berani, serta memperkerjakan orang-orang jenius. Well, selebihnya kalian baca sendiri ya. Heuheuhue.

Sunday, November 13, 2005

Julie Estelle



A greatest gift a man can have

Luar biasa cantik, sangat lovable, dengan senyum yang bikin luluh hati cowok. Extremely funny. Friendly, walau sedikit spoil, dengan jiwa adventure tinggi. A Johny Depp fans, Sushi Rolls and French food-die hard, prefers romantic-drama than horror, Alternatif-rock favourite, dengan logat Prancis-Inggris yang sexy. Meet Julie Estelle.


Kalau gini mirip banget sama Rachel Leigh Cook ya. Check out MY GALLERY buat ngeliat gambar2 Julie lainnya. :D

State of Mind

Gw merasa beruntung datang ke Jakarta, dan memiliki blog ini. Gw merasa menemukan dunia baru. Sebuah media yang mampu membuka isi kepala gw. Gw dapat menulis, bercerita dengan bebas.

Toh, gw buat blog ini bukan untuk orang lain, tapi murni buat gw sendiri. Sebagai arsip, untuk mengetahui tiap langkah dan perkembangan diri gw. Kalau pun ada yang baca, ya itu berarti mereka iseng dan kurang kerjaan. Hihihi. Kadang kalau ngelihat hit counter-nya, gw sampai heran, kok masih ada aja yang sih buka-buka blog ini. Jadi, emang iseng atau kurang kerjaan sih? Hehehe.

Gw baru menyadari, kalau di Jakarta ini ternyata begitu banyak orang-orang ”gila”, dalam arti kata positif, tentunya. Mereka-mereka yang tak hanya punya bakat, tapi juga ketekunan tinggi, kecerdasan, serta passion yang luar biasa besar terhadap apa yang mereka kerjakan.

Karena itu jangan heran ketika suatu saat kita membaca si A, misalnya, menghasilkan karya film layar lebar. Dan di waktu lain, ternyata si A juga dapat menulis novel yang ciamik. Disini, orang-orang dengan stereotype A itu tak hanya satu-dua. Tapi ratusan, bahkan ribuan. Luar biasa.

Ini membuat gw berpikir, betapa mudah dan cepatnya gw berpuas serta melimitasi keahlian gw dalam satu bidang saja. Padahal, begitu banyak hal yang ingin sekali gw kerjakan. Begitu banyak ilmu yang bisa diserap. Sumpah, kalau ngerasain ini, gw merasa begitu banyak waktu yang gw buang percuma.

Karena itu, jelang tahun 2006 ini gw sudah menyiapkan beberapa resolusi-yang semoga saja bisa gw capai-. Kenapa harus resolusi? Tipikal orang kan bermacam-macam. Ada yang go with the flow, ada juga yang terus menargetkan sesuatu untuk dicapai.

Sementara gw, adalah tipe pemalas. Kalau gw memilih yang pertama, gw nggak akan berkembang. Dengan adanya resolusi, berarti ada target yang harus dicapai. Berarti ada motivasi dan passion disana. Kedua hal itu membuat gw harus belajar lagi tentang berbagai hal yang benar-benar baru.

Dulu, gw berpikir untuk bisa memulai sesuatu itu sangat sulit. Gw selalu berkelit, orang-orang yang profesional dalam bidangnya, itu karena mereka sudah berada disana selama bertahun-tahun.

Ya, itu tak sepenuhnya salah. Tapi yang terpenting adalah, ada kemauan untuk belajar. Yang gw pelajari, gift atau bakat hanya mempermudah. Selebihnya tergantung dari individu masing-masing, serta permudahan jalan dari Tuhan.

Buktinya, ada seseorang yang benar-benar awam dalam hal tulis-menulis. Tapi karena kegigihan, ketekunan, passion, serta keberuntungan, tentu, dalam waktu setahun sudah menghasilkan karya novel.

Mike Wiluwan, director studio animasi Infinate Frameworks di Singapore, pernah berkata, ”Cuma passion yang dapat membuat seseorang mampu melakukan pekerjaan berat, dibawah tekanan seberat apapun, dan dengan deadline yang begitu dekat,”.

Nah, sementara gw, sudah lebih dari tiga tahun berkecimpung dalam dunia tulis-menulis. Dan yang bisa gw hasilkan Cuma post-post nggak penting, diblog nggak penting ini. Gw bertekad, akan terus mengeksplorasi dan memacu diri gw semaksimal mungkin, going to the next level--semoga saja ini tidak angin-anginan--. Prinsipnya simple saja, sebenarnya. No pain no gain, man!

Oke. Balik ke resolusi tadi. Terus, apa saja resolusi gw? Banyak. Tapi rasanya nggak perlu gw beber disini. *halah siapa juga yang pengin tahu? Hehehe.

Tapi gw cukup gembira, karena jelang pergantian tahun ini, 2 dari 3 resolusi gw sudah tercapai. Yang pertama pindah dan menetap di Jakarta. Dan yang kedua mendapat pekerjaan yang “lebih” dari kerjaan lama gw. Lalu, apa yang belum tercapai? Rasanya semuanya sudah tahu, yak benar sodara-sodara, punya cewek. Huehue. Ya semoga saja, tahun depan resolusi ini bisa tercapai. Euh, but lets save the best for last. Okay.

Yang terpenting, semoga saja tahun depan gw bisa lebih positif. Lebih kurus (jeezz, my tummy is getting big and bigger), lebih rajin sholat, dan menghindari perbuatan tidak berpahala. Euh, minum, cimeng, dan bokep mungkin tidak dihilangkan, hanya dikurangi. Hihihi.

Oh ya, udah nggak sabar untuk melihat Jiffest bulan Desember depan. Gw berjanji akan menyelesaikan kerjaan secepat mungkin, supaya bisa puas nontonnya.

I Taw I Taw A Putitat

Enihoo, ada penghuni baru di kos gw. Bukan, bukan cewek cakep. Tapi kucing. Kucing? Yep, gw sendiri nggak tau gimana tuh kucing nyasar ke kos. Yang jelas, dia menemukan tempat tidur supernyaman dan hangat. Yakni di sebuah helem standar yang nggak dipakai. Huhuhu.

Awalnya, gw beri nama kucing itu David (ini sempat diprotes Estu, karena merasa namanya kalah keren). Setelah beberapa hari gw baru ngeh, Heiii…how do I know it’s a she or he? So I ask my friend, Susi, whom a cat-a-holic. She came out with a simple answer. “Just look at the balls. If it has one, it’s he. And if not, so it’s a she”.

Iya-ya. Bener juga. Jadi tadi pagi gw pun melihat titit si kucing. Eit, jangan anggap gw asusila ya. Ini untuk kepentingan bersama, *halah. Hasilnya? It has no balls! Kesimpulannya, kucing itu cewek! Awalnya gw ingin menamainya Julie, cieh, mentang-mentang barusan wawancara adiknya Cathy Sharon. Tapi, si Estu memilih nama Davina. Yah, Davina is good.

So, Davina ini lucu banget. Sama seperti kucing lainnya, dia punya dua hasrat utama : tidur dan makan. Dia bisa langsung bangun dari tidur, kalo mencium ada orang masak ato bawa makanan (hmm..ini gw banget). Dan kalau dia laper, dia berusaha menarik perhatian gw dengan menggosok-gosokan kepala dan punggungnya ke kaki gw, dan mengeong-ngeong. Sumpah, ini lucu banget.

Kalo lagi nggak ada kerjaan, doi lebih suka masuk ke helem buat tidur. Doi juga suka banget kalo kepalanya di elus-elus. She will make sound like, “rrrrr….rrrrrrr”. hihi. Dan, dia ini paling suka buat kejutan.

Kayak tadi pagi, gw cari-cari di tempat tidurnya nggak ada. Pas gw masak mie, eh, tiba-tiba kaki gw geli2. Gw langsung freak out. Karena gw pikir ada ulet bulu raksasa di kaki gw. Ternyata, si puss. Huehueue. So, akhirnya kita makan mie bersama. Nyam-nyam.

Ini gayanya dia habis makan mie :


Oleh-Oleh Lebaran

Setelah mudik selama hampir seminggu (ya, seperti koran umum lainnya, jatah libur lebaran Cuma dua hari. Tapi gw “membolos” dua hari, he-he-he) akhirnya gw kembali ke Jakarta.

Kembali ke rutinitas yang sama sebenarnya tak ada salahnya. Apalagi, jalanan Jakarta paska lebaran nggak terlalu macet. Lancar, seperti Surabaya. Hanya saja, rasanya libur selama hampir seminggu itu masih terasa kurang.

Waktu yang supersingkat di Surabaya itu rasanya begitu berharga tiap detiknya. Gw paling suka nyetir sendirian, muter-muter gak jelas, sambil dengerin CD kenceng-kenceng.

Dari muter-muter itu, gw baru sadar, sepeninggal gw (halah) begitu banyak pembangunan ya. Banyak perumahan-perumahan baru, dan malls! Salah satunya Royal Park di dekat rumah gw di Ketintang. Mall ini ada bioskop 21-nya lho. Hohoho. Asyik banget. Kalau mo nonton, tinggal koprol juga nyampek. Huh. Doing so, makes a little part of me didn’t want to go back to Jakarta. Begitu banyak memori indah, yang sulit ditinggalkan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, dari Surabaya, gw sekeluarga berkumpul di Malang. Dulunya di Batu, ke tempat ortu nyokap. Berhubung Yangkung sudah meninggal, maka pusat kegiatan dialihkan ke Malang.

Bagi gw, lebaran selalu menyenangkan. Tentu saja, gw bisa berkumpul bareng keluarga, keponakan, dan sepupu. Adik-adik sepupu gw yang paling dekat, ada tiga. Erik dan Cha-cha, anak om Ajik, adik nyokap. Sementara Aa dan Adit, anak Tante Mimin, adik nyokap juga yg lebih muda. Nyokap gw yang paling tua di keluarga.

Gw suka senyum-senyum sendiri ngelihat adik-adik gw. Nggak kerasa, sekarang sudah gede-gede. Bahkan, tingginya sudah melampaui kakaknya yang ganteng ini. Hehehe. Ohya, mereka ini punya karakternya sendiri-sendiri yang beda satu sama lain.

Erik, tipikal cowok tajir, suka bergaul, dan dugem. Ya, bisa disebut AGS (Anak Gaul Surabaya) lah. Hehehe. Ini didukung juga sama penampilannya. Selain pinter dandan, ia juga ganteng-tinggi-putih. Pemain basket pula. Kerjaannya gonta-ganti cewek melulu. Dan hampir selalu cakep. Dari model, sampai Ning Surabaya. Shit. Bisa aja nih anak.

Adit, adalah music freaks. Hampir tiap menit doi harus mendengarkan musik. Termasuk senang mengoleksi CD-CD orisinil band Skoinkcore (ska-oi-punk-melodic-hardcore). Koleksinya lumayan juga. Dari Bad Religion, No Use For A Name, Thrice, Keepsake, band-band Jepang macam Do As Infinity dan Asian Kung-Fu Generation lengkap.

Pengetahuan musiknya cukup akurat, dan selalu membuat gw bengong, saat ia menyebut dengan hapal nama-nama personel, lagu, serta lirik band yang nyaris tak pernah gw dengar sebelumnya.

Adiknya, Aa satu angkatan dengan Erik. Kalau Erik kuliah di Ekonomi Unair, Aa lebih memilih jurusan seni untuk kuliahnya. Jurusan, yang mungkin paling tidak diinginkan oleh orang tua kebanyakan. Mereka biasanya prefer anaknya berkuliah di jurusan “normal” seperti Hukum, Ekonomi, Psikologi, Teknik, dst.

Itu yang membuat gw kagum dengan Aa, juga orang tuanya yang begitu demokratis, membebaskan sang anak berkembang sesuai dengan keinginannya. Oh ya, si BMX-er ini kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta mengambil jurusan Fotografi.

Hmm, apa secara tidak langsung gw jadi role model buat dia ya? Wekeke. Eh, tapi bisa jadi lho. Konon keluarga gw sebagai yang tertua ini memberikan teladan yang baik *halah. Kakak gw, adalah cewek yang hidupnya lurus-lurus saja. Dari SD sampai SMA, hampir selalu ranking 1. Yah, paling nggak masuk tiga besar lah.

Doi sangat ambisius dan tekun. Terutama soal belajar. Terus terang, gw kagum banget dengan semangatnya. Kalau hasilnya memuaskan, semata karena kerja kerasnya. Doi lulus cumlaude di Teknik Industri ITS, dan sekarang kerja di bagian Asembling di AHM (Astra-Honda Motor), Jakarta. Doi tinggal bareng suaminya, yang kerja di Toyota-Astra Motor.

Gw, punya sifat kebalikan dengan kakak gw. Pemalas. Waktu SMA, paling sering berantem sama bonyok. Dari bolos, ketahuan nyimeng, dugem tiap minggu, sampai minggat dari rumah. Ya, standar kenakalan cowok lah.

Tapi, untungnya gw masih bisa memperingan biaya sekolah dengan selalu masuk negeri. Dari SD, sampai kuliah. Karena itu, bonyok lega banget ketika gw wisuda. Mereka merasa sebagian tanggung jawabnya kepada anak telah selesai. Dan sekarang, mereka sudah menganggap gw sebagai sosok manusia yang “seharusnya” bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Oke, balik ke lebaran. Tahun ini ada tambahan “keluarga baru”. Dia adalah Hery, suami kakak gw yang sekarang hamil dua bulan. Karena udah kawin, otomatis mereka berdua harus membagi waktu mudik. Jelas, supaya keluarga dari dua belah pihak kebagian. Hari pertama lebaran, dihabiskan bareng keluarga gw. Di hari keduanya mereka langsung meluncur ke Blitar. Kebetulan keluarga besar Hery tahun ini menggelar pertemuan.

Hal ini ngebuat gw berpikir, kalo nantinya gw kawin sama cewe Jakarta ato Bandung (ngarep!), gimana mudiknya ya. Pasti ribet banget kalo harus pulang-pergi Surabaya-Jakarta/Bandung. So, in that case kampung halaman calon istri gw nanti harusnya nggak jauh-jauh dari Surabaya kali ya?

Btw, omong-omong tentang rutinitas. Baru dua hari ngantor, orang sekantor dapet “kejutan”. Bukan, gaji kita nggak naik kok. Melainkan ada cewek yang kesurupan! Buset!. Seumur-umur baru kali ini gw ngelihat orang kesurupan. Dan sumpah sodara-sodara, serem banget!

Kesurupannya nggak terjadi di ruang redaksi. Tapi di ruang Markom yang konon katanya emang angker. Dan si jin-entah jin botol ato jin ifrit- jelas nggak pilih-pilih waktu. Karena itu terjadi di siang bolong. Jam dua siang!

Yang kesurupan cewek, rambut panjang ikal, item manis. Waktu gw dateng udah rame banget. Tuh cewek lagi berbaring, sambil dipegangi temen-temennya. Matanya mengatup, cuma doi teriak-teriak nggak jelas sambil ketawa-ketawa kayak orang gila. Teriakannya, yang bikin serem. Kenceng dan melengking. Percis suara kuntilanak ato setan-setan perempuan lainnya yang biasa dilihat di tivi. Shit.

Temen-temen yang lain sudah berusaha baca ayat-ayat Al Quran. Eh, si jin nggak kunjung pergi. Tapi, percaya ato tidak, keknya dia ngerasa lho. Waktu dibaca keras-keras (gw nggak tau itu ayat apa), dia teriak kayak kesakitan ato ketakutan. Eh, abis itu ketawa lagi. Mungkin karena yang ngebacain kurang yakin kali ya.

Terus terang, waktu itu emang nggak ada yang tahu harus ngapain, selain menunggu kyai yang tak kunjung datang. Gw sendiri, Cuma bengong. Mau ngebantu, tapi takut salah. Mau ikutan megangi, ntar malah dikira usaha lagi. Kan repot. Hehehe.

Kata Pak Maman, sopir kantor, tuh cewek pikirannya lagi kosong. Dan doi tergolong manusia yang gampang banget dimasukin jin. ”Soalnya tulang iga-nya ada yang retak,” katanya. Pikiran kosong masih masuk akal, tp gw bingung, apa hubungannya tulang iga retak sama kesurupan. Hmm… yang jelas, no more sleep in the office!

Pak Maman juga bilang, when you get goosebumps, itu berarti ada mahluk halus yang dateng. Shit. Gw pernah, Sabtu-Sabtu tidur kantor sendirian. Sekitar jam 2-3 pagi, I get goosebumps. Entah apa karena gwnya yang penakut, tapi gw merinding stengah mampus. Jadi itu berarti….shit, so scary.