Thursday, January 19, 2006

Pindahan.. Pindahan.....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

friends,

tahun baru, harusnya ditandai dengan semangat baru. karena itu, gw memutuskan untuk hiatus sementara di blog ini.

gw ini membuka jurnal baru, menuliskan di lembar-lembaran kosong. *halah.

well eniwei, intinya, gw masih posting. tapi blog gw pindah, ke rumah baru.

templatenya lebih bagus, dan nyaman. juga tidak berat untuk di buka. sudah ada shoutbox dan comment-nya juga barang kali mau kopi darat. *halah.

wel eniwei, main-main kesana juga. ya. blog ini masih tetap ada kok. nggak akan gw hapus.

have a nice life everybody. over and out

Danevil

Sunday, January 15, 2006

Screwed

I screwed up a lot. Gw memang sering banget “bermain-main” dengan kesulitan. But in the end gw selalu lolos dengan manis, tepat di detik-detik terakhir. Gw memang sering beruntung.

Tapi, karena udah terlalu menaruh kepercayaan pada what so called keberuntungan itu, gw kena batunya. This time, I’ve gone to far. Kali ini imbas yang gw dapat berlipat ganda, datang bertubi-tubi.

Gw tahu, semua ini salah gw sendiri. Jadi, gw terima dengan pasrah. Gw tahu, ini akibat sifat buruk gw yang selalu menyepelekan segala sesuatu, dan mengandalkan luck tadi.

It’s oke, I learn my lessons. Gw terima setiap konsekuensi dari perbuatan yang gw lakukan. But that’s not the important thing. Yang terpenting, gw akan berubah. Gw akan lebih disiplin dan lebih keras lagi.

Friday, January 13, 2006

Tic Toc Tic Toc Tic Toc



18.33 WIB

Arrgh,kenapa jam berdetik begitu lama. My heart is jumping. My mind is wondering. And i can think of is “when are you coming?”

Katanya berangkat jam enam, nyampe setengah sembilan. Masih waitable-lah *halah. Ternyata molor setengah delapan, jadi datang jam setengah sebelas. Oh girl, u make me crazy.

Ngetik naskah, udah. Blogwalking, sampe bosen. Makan, udah. Shit, what else should i do?

19.40 WIB

Bagus-bagus. Hal terakhir yang least i expected datang. HUJAN!!! Gede banget lagiii!!!! demit!

Buset. Temen gw yang makan di sebrang jalan (cuma selemparan kancut) aja, balik dengan baju basah.

Padahal kan gw mesti nganter dia pulang?

Kok bisa-bisanya hujan di saat-saat kritis ini? Aahrghh, gw bisa gila. Please....please... cepatlah reda!!!!


21.37 WIB

Haha. Imajinasi gw mulai nakal. Ngebayangin pertemuan sarat chemistry antara Matthew (Josh Hartnett) dan Lisa (Diane Kruger) -love of his life-nya- di film Wicker Park. Bedanya, kalau keduanya bertemu di airport-- gw di, ehm, Gambir--.=D

Dipandu dengan Scientist-nya Coldplay, kedua mata mereka bertatapan. Sorot mata penuh kerinduan, yang sudah mengungkap semua. Sorot mata dan ekspresi itu sudah menunjukkan betapa merindu keduanya, setelah berpisah sekian lama. Keduanya pun berpelukan, just like that.

“Come up to meet ya, tell you I'm sorry
You don't know how lovely you are
I had to find you, tell you I need ya

And tell you I set you apart
Tell me your secrets, and nurse me your questions
Oh lets go back to the start”

21.45

Ok-ok, thats enough. Lets get goin and look how things turn out. Here i comes. wish me luck.

Thursday, January 12, 2006

Balada si Pemalas




Pemalas. Thats my middle name. Gw lebih memilih menamatkan Devil May Cry di kamar, daripada ngebantu bokap ngebenerin pipa kamar mandi yang bocor.

Gw lebih memilih nongkrong bareng temen daripada kudu ngeganti kampas rem mobil yang menipis. Komik Monster Parasit rasanya lebih asyik ditamatkan dari pada ngelihat papa mengutak-atik kompor yang nggak mau nyala.

Dan, akibat dari kemalasan itu baru terasa sekarang. Tepatnya setelah gw kos, dan harus melakukan segala sesuatunya sendiri.

Gw baru menyadari, setiap barang yang kita punya memiliki siklus hidup. Setelah penggunaan dalam waktu tertentu, pada akhirnya akan rusak. Dan, kalau setiap barang rusak diganti dengan baru, tentunya bakal bangkrut.

Karena itu, there is a word-so-called : “memperbaiki”, atau “mengakali”. Paling tidak kedua kata itu bisa menambah siklus hidup barang tadi lebih panjang. Berapa biaya kalo tiap listrik putus kita selalu manggil tukang listrik? Betapa malunya ketika kompor gak nyala ternyata ”cuma” karena selang gas yang kurang terpasang sempurna.

Sangat sepele sebenarnya. Tapi hal yang paling sepele itu justru paling terasa. Karena bersinggungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Ambil contoh, euh, well, uhm, oke-oke. Mungkin sejauh ini gw belum pernah benar-benar memperbaiki atau mengakali sesuatu yang rusak.

Well, mungkin, gw kasih contoh lain yang meski nggak relevan, tapi punya esensi sama. Menanak nasi.

Damn. Dari brojol, sampai segede bagong, gw nggak tahu--atau nggak mau—cara menanak nasi itu gimana. Padahal sebenarnya sangatlah gampang. Beras di cuci 3 kali, masukin rice cooker, tambah air setinggi 1 ruas kelingking. Tunggu ½ jam.

Taddaa...nasi yang hangat plus nikmat siap disantap. Tinggal goreng kornet atau sarden sebagai pelengkap. Apapun lauknya, nasi yang panas sudah menjadi penambah nafsu makan sendiri.

Bayangkan, berapa penghematan yang bisa gw lakukan. Apalagi di Jakarta, dimana satu porsi makan plus minum minimal merogoh kocek tujuh ribu rupiah. Itupun, rasanya sangat buruk. Bah!

Asal tahu saja, makanan di Jakarta sucks! I mean, really-really sucks! Apalagi buat lidah orang Surabaya/Jawa yang menyukai rasa manis. Sangat tersiksa. Kalau mau yang agak enakan, siapkan saja kocek 10-15 ribu. Puah. Is not worthed every peny!

Dari bisa menanak nasi, gw mulai belajar sesuatu lain yang super simple. Misalnya, berapa lama nasi bisa bertahan? apa saja bumbu membuat nasi goreng? Ternyata cuma butuh kecambah, bawang merah-putih, kecap, kacang panjang, garam, dan daging untuk membuat oseng-oseng yang sedap.

Itu baru soal memasak. Soal rumah, atau mesin lain lagi. Ini gw amati langsung waktu gw ke rumah baru kakak gw di Kepala Molek, Kelapa Gading. Ceritanya, setelah menikah dan hamil, mertua membelikan rumah baru. Haha, sebenarnya ini mirip-mirip cerita Aris lah.

Dan, tentu saja, disitulah kemampuan kita sebagai seorang pria dipertanyakan. Hiks. Dan ternyata, sejauh ini kakak ipar gw itu menjalaninya dengan oke. Misalnya, dia tahu berapa banyak semen dan pasir yang dibutuhkan untuk membuat kubah di hal belakang. Dia dengan cekatan menyuruh tukang melakukan ini-itu, menyabut bahan-bahan yang sangat asing di telinga gw.

Melihat itu, gw seakan dihadapkan pada pertanyaan besar, HOW ABOUT ME??!! I know, target gw menikah masih lama. Masih sekitar 3-4 tahun lagi. But, time goes fast. Kalau gw nggak belajar dari sekarang, dijamin gw akan membuat malu calon mertua nanti.

Well, gw jadi teringat kata-kata nyokap ke gw, “wah, mama bener-bener beruntung punya papamu, semuanya jadi lebih mudah,”. Waktu kecil, gw selalu mengidentikkan bokap adalah McGyver, coz he merely can fix anything!

Dari menginstal sendiri pompa air panas, menyemen halaman, memasak tuna, sukiyaki dan shabu-shabu yang super lezat, hingga membuatkanku handmade sirkuit Tamiya! Damn, benar-benar suami idaman. Dan punya ayah super cekatan (super dad *halah) itu nggak gw manfaatkan sebagai seorang anak.

So, sejak seminggu ini, gw mulai berusaha mendisiplinkan diri sendiri. Dari hal-hal yang paling sederhana saja, seperti membersihkan tempat tidur setelah bangun, merapikan tumpukan DVD, gelas, asbak. Melap motor, hingga membuat sarapan sendiri. Mungkin gw nggak bisa, dan gak mungkin menyamai bokap gw, but setidaknya gw berusaha untuk menjadi manusia mandiri. For my prospective spouse's goodness. Haha.

The Lonesome Boy

Tuesday, January 10, 2006

i've been Macified!




wops, wallpaper miyabinya belum dihapus. =P


akhirnya, gw resmi switching to Mac, dan menjual toshiba usang gw yang sudah banyak trouble-nya (layar retak, speaker pecah, kibor ngadat).

Kali pertama menggunakan OS Tiger memang agak sedikit susah. butuh penyesuaian, terutama gw, yang seumur hidup menggunakan windows.

yang paling terasa perbedaannya adalah fitur windows explorer di Windows dan finder di Mac. finder tak ada fitur thumbnail, sehingga untuk mengarrange file word, gambar, mp3, dan video sedikit sulit.

tapi, dengan sedikit penyesuaian, gw sangat puas dengan ibook 12" ini. dipersenjatai dengan prosesor 1.33 ghz, hardisk 80 gig (cukup menyimpan ratusan bokep), serta DVD combo, kekuatannya terasa banget. bandel abis.

dan yang pasti, kalibrasi warnanya jelas nyaman di mata. love my ibook. kuberi nama dia, Macky. awas, jangan salah ngucapinnya lho! =P

A Journey to Makassar


jalanan pantai penuh sponsor


mejeng di losari



Gw baru aja dari Makassar. Diundang TPI untuk ngeliput audisi KDI 3. Ha-ha, gw tau emang gak keren. Tapi berhubung ini tugas, jadi harus diemban sepenuh jiwa raga *halah.

Enihoo. Perjalanan ke Makassar menggunakan Lion Air dengan pesawat Being 737-400 yang berbodi cukup besar. Gw kebagian duduk di seat no 12, which is dekat pintu darurat.

Enak, karena ruang untuk kaki terasa lebih spacey. Jadi kaki bisa di selonjorkan. Dan, perjalanan selama 2 jam itu pun tak terasa karena gw tidur dengan nyenyaknya (ditemani sederet playlist Snow Patrol di iPod).

Sekilas, bandar udara Hassanudin seperti Juanda. Cuma ukurannya lebih kecil. Gw berangkat 3 orang, Pak Agus dari koran Pedoman Rakyat, dan Vini dari TPI.

Sampai di Makassar, Vini mengajak makan di KFC bandara. Well, sebenarnya gw sedikit kecewa. I was hoping kita bakal menjajal makanan khas Makassar seperti sop Konro, Coto Makassar, atau sate kuda. Tapi, karena waktu mepet lantaran kita harus segera ke TKP, jadi cukup dimaklumi.

Kesan pertama melihat Makassar, hmm, nggak jauh beda dengan Surabaya. Secara letaknya di pantai, kota ini cukup panas (tapi tetap nggak sepanas Surabaya tentunya).

Yang cukup mengganggu adalah jalanan dari bandara menuju kota yang tidak terawat (baca : bergeronjal dan berlubang). Apalagi jarak tempuhnya lumayan jauh, sekitar 1 jam.

Kota Makassar sendiri lumayan besar. Cuma, banyak sekali bangunan-bangunan yang tidak terawat dan terlihat kumuh. Ohya, seperti Surabaya, disini masih ada becak. Tapi dengan bentuk yang lebih ramping. Rasanya cukup 2 orang berbadan gemuk tidak akan muat.

Ada beberapa koran yang mendominasi disini. Yang pertama adalah Fajar (Jawa Pos Grup). Menurut beberapa rekan, oplah Fajar sudah diatas 60 ribu eksemplar, tersebar di seluruh daerah Sulawesi.

Yang kedua adalah Tribune Timur (Kompas Grup), disusul dengan Pedoman Rakyat, yang berpusat di Makassar. Anehnya, disini juga ada Jawa Pos. Memang, meski masih satu grup, tapi desain dan lay out Fajar lumayan beda dibandingkan JP.

Ajang audisi KDI dilangsungkan di mall GTC, di daerah Tanjung. Cukup unik, karena letaknya di samping laut, dan berdekatan dengan Pantai Losari yang terkenal itu.

Sayangnya, mall itu sangat sepi, karena letaknya yang cukup jauh. Apalagi hampir tidak ada transportasi untuk menuju kesana (katanya sih ada sejenis angkot, tapi kemarin gw nggak melihat satupun)

Well i’ll skip with the KDI-part ok, coz is boring like hell. Eniwei, untuk membunuh waktu (kebetulan break Magrib), gw memutuskan jalan-jalan di penjual DVD. Liat-liat, eh nemu Old Boy, film yang gw cari2. Film Korea besutan Chan-Wook Park ini nyaris membawa pulang Palme D’or di Cannes. Punya cerita absurd dan twist yang gila-gilaan.

Cuma gw cukup kaget ketika si penjual menyebut angka 10 ribu. Haha, maklum, gw terbiasa memborong DVD di Glodok yang tiap film dijual “cuma” seharga 4-5 ribu.

Yang unik lagi, ketika adzan Magrib, kamar mandi di Mall penuh. Pengunjung berbondong-bondong berwudhu dan sholat di Mushola yang disediakan. Sebuah pemandangan yang jarang ditemui di Surabaya atau Jakarta.

Oh ya, orang Makassar lebuh suka menggunakan bahasa Indonesia yang baku, daripada bahasa khas Makassar. Jadi cukup memudahkan komunikasi.

Logat yang digunakan pun mirip dengan logat Surabaya, kasar! Namun, seorang ibu salah seorang peserta KDI berkata ke gw, “maklum ya mas, logat kami memang kasar, tapi sebenarnya orang sini baik-baik kok!”. Hmm...

Liputan audisi cukup menyita waktu. Baru kelar sekitar 22.30 wita. Padahal sebenarnya gw masih pengin menghabiskan waktu di Pantai Losari, mencoba Pisang Ngepe (bener gak ya tulisannya?), atau club hopping disana.

Ah, well. Setelah audisi kelar, Vini langsung membawa kita ke Hotel Royal Comfort, setelah sebelumnya dijamu makan malam ragam seafood oleh pemilik mall.

Besoknya, sempat mampir dulu ke toko oleh-oleh. Membeli peci, buat bokap, dan kacang disko, cemilan khas Makassar. Sayangnya, gelang akar bahar yang gw cari ternyata tidak ada. Kata seorang penjual, akar bahar sekarang sudah dilarang karena dilindungi. Cuma beberapa toko emas saja yang diperbolehkan menjualnya. Itupun sudah di tanami emas, dan dijual dengan harga selangit. Oh well. Jadi inti dari tulisan ini adalah : perjalanan ke Makassar yang membosankan. *sigh.


Dodol conversation :

gw : oi oi, wawancara bentar dong!
Peserta KDI : oh iya mas.
gw : ok, namanya sapa?
Peserta KDI : nama saya Djaenuddin mas.
gw : ok. eh, gue panggil sapa nih, Djae atau Udin?
Peserta KDI : oh, panggil saja DJAY mas!
gw :........

Wednesday, January 04, 2006

in need of love

"There is only one happiness in life: to love and be loved." - George Sand

CV pacaran gw sebenernya nggak terlalu bagus. 23 tahun gw idup di dunia, cuma 4-5 kali menjalin cinta dengan wanita. Bahkan, yang bisa dihitung serius cuma dua. Sisanya numpang lewat. Sempat juga beberapa kali “terlibat emosi” dengan beberapa cewek. Tapi nggak sampai ke tahap komitmen. Pure lust, no love. Hihihi.

Lucu juga sebenernya. Dari dua yang serius itu, gw sebagai cowok justru jadi pihak yang paling menderita. Yang pertama, diselingkuhi. Yang kedua, beda agama. Sekarang, dua-duanya sudah sama-sama punya cowok. Dan, sudah serius banget sama cowok2 mereka. But hey, don’t get me wrong. I’m happy for them.

Nyari cewek itu, seratus kali lebih susah dari milih kos-kosan. Jauh lebih bingung dibanding mecicilin spek notebook di toko komputer, karena punya duit pas-pasan. Dan jauh lebih njlimet dari namatin Final Fantasy IX.

Maklum, kalo bisa dikotakkan, gw ini termasuk tipe “loser” guy, not a “player” one. Gw bukan tipe cowok yang gampang ngedeketin cewek. Make first move itu, susah banget. Bahkan ngobrol pun suka salah tingkah (terutama klo cewe-nya cakep). Norak abis lah.

Pussy? Coward? Chicken? Yep, that’s me alright.

Sejauh ini memang nggak ada masalah. My goddamn life is just goddamn fine. No problemo, essay. I have a nice job. Gw dapat duit dengan mengerjakan sesuatu yang gw cintai, menulis.

Gw punya banyak teman. Kalo suntuk, gw tinggal DVD marathon, main game sepuasnya, dugem, minum, Etc. So far so good, for almost, euh, two years maybe.

Hingga, saat itu datang. Ketika gw ngerasa ada sesuatu yang hilang. Ada kepingan yang belum terpasang di rangkaian puzzle hidup gw. Ya. That’s right. Itu adalah mahluk bernama cewek!

"Being deeply loved by someone gives you strength, While loving someone deeply gives you courage." - Lao Tzu

kalau itu benar, berarti yang gw butuhkan itu cinta? Shit, I can believe im saying this. Ok yang mo muntah, muntah aja. Tapi kalo memang itu benar, sekarang gw sedang memulai sebuah hubungan, yang, I don’t know, apa gw harus berharap banyak atau cuma sekedar lewat saja.

Tapi yang jelas, gw sekarang lagi butuh banget strength itu. Karena itu gw bingung. hiks.

Sunday, January 01, 2006

Happy New Year!!!!!!!!!!!!!!!!!!

selamat tahun baru semuanya!

akhirnya resolusi gw tahun ini tercapai semuanya. hell yeaah!


smoga tahun depan gw bisa jadi orang yang lebih baik lagi. btw luv u beib!!